Rabu, Desember 24, 2008

Dari Buku The Paradocsal Commandments


karya Kent M. Keith

Berkata 8 prinsip yant berbunyi

  1. Banyak orang berkata tidak logis, tidak Masuk akal dan Egois, sekalipun demikian, Cintailah mereka
  2. Jika Anda melakukan kebaikan, orang akan menuduh anda memiliki motivasi egois tersembunyi, sekalipun demikian tetaplah berbuat baik
  3. Jika ANda mearih ksesuksesan, anda akan menemukan teman-teman palsu dan musuh yang sejati. Sekalipun demikian raihlah kesuksesan
  4. Kebaikan yang anda lakukan hari ini akan dilupakan keesokan harinya, sekalipun demikian tetaplah lakukan kebaikan
  5. Kejujuran dan keterusterangan menjadikan anda menghadapi resiko. Meskipun demikian berbuat jujur dan terus terang
  6. Orang-orang besar dengan gagasan cemerlang bisa dikalahkan oleh orang-orang – berjiwa - kecil dengan pikiran yang kerdil. Sekalipun demikian, berpikirlah tentang hal-hal besar
  7. Orang senang dengan mereka yang lemah tetapi hanya mengikut kepada mereka yang kuat. Sekalipun demikian beri dukungan kepada mereka yang lemah
  8. apa yang anda bangun selama bertahun-tahun bisa dihancurkan dalam semalam. Sekalipun demikian tetaplah membangun
  9. orang-orang yang benar-benar membutuhkan bantuan anda mungkin mungkin mencacai anda jika anda membantunya. Sekalipun demikian bantulah mereka
  10. Berikanlah kepada dunia hal terbaik yang anda miliki dan anda akan hancur. Sekalipun demikian, berikanlah kepada dunia hal terbaik yang anda miliki.

Komentar :

Sepuluh pernyataan yang cukup menentramkan jiwa. Menyebabkan seseorang lebih bijaksana dan dapat meningkatkan mutu sikap (attitude) terhadap diri dan orang lain. Namun jiwa manusia memiliki kehendak yang selalu ingin lebih dan lebih dari sekedar penyadaran akan manfaat sesuatu aktivitas, kegiatan atau amal baik bagi dirinya sendiri ataupun bagi orang lain. Sebagai manusia beragama maka sepuluh pernyataan diatas justru seakan-akan terputus dan belum selesai pada ujungnya. Apa itu itu ujungnya? Ujungnya adalah Tuhan Manusia yaitu Allah SWT.

Beberapa statemen mengindikasikan berhentinya orientasi hanya kepada amal dan kejadian ‘saat ini’ saja. Padahal sejujurnya jika ditambahi dengan Orientasi ketuhanan maka akan lebih memudahkan seseorang untuk lebih mantap melakukan 10 statemen tersebut. Ketika seseorang dihadapkan kepada sebuah tujuan yaitu sebuah pahala yang akan didapatkan setelah kematiannya, maka pola pikir manusia tidak lagi hanya berhenti kepada balasan atau kepuasan batin sesaat, tetapi pada janji yang akan diberikan Tuhannya kepada diri orang tersebut kelak di akhirat. Biarlah Tuhan Allah SWT yang tahu dan membalas segala amalnya, karena kita hidup adalah keputusannya dan berakhir juga dengan kekuasaannya. Bukan hanya kepuasan batin, maupun kemanfaatan pada tahap aplikasi dan hasilnya. Balasan dan pahala dari Allah yang akan diberikan akan semakin menguatkan komitmen tersebut untuk dapat lebih ditingkatkan tidak hanya pada kalangan tertentu saja namun juga bagi para opportunis, orang yang pragmatis dan instantis.

Allah Azza Wa Jalla telah mengingatkan kepada semua makhluknya terutama Manusia dan jin adalah hanya untuk beribadah dan menyembah tunduk patuh kepada-Nya. Jadi ketika suatu amalan, kegiatan atau aktivitas tidak didasari kepada orientasi ketuhanan Allah SWT maka boleh jadi akan menjadi sia-sia saja dihadapan Allah SWT walaupun amalan itu sungguh sangat mulia dimata manusia. Allah melihat kepada derajat kemampuan seorang untuk melaksanakan ketentuan Tuhannya dan menjauhi laranganNya atau yang lebih dikenal dengan taqwa. Dari sinilah kekuatan amal akan menjadi luar biasa hebatnya, walaupun seketika itu dia harus mengorbankan jiwanya untuk Tuhannya. Waallahu’alam bisshowab

Selasa, Desember 23, 2008

nulis di blog

gonta-ganti template...
baru saja kulakukan untuk sekedar menambah kepuasan tampilan yang ingin kuinginkan...

staytune in blogger.com....tak perlu panik pindah kesana kemari, jika ternyata kita cukup mandiri di satu blog saja...tapi itu adalah pilihan...

Selasa, Desember 09, 2008

MENIKMATI BELITAN MASALAH


Kelapangan hati seseorang sangat berhubungan dengan kualitas kedekatan seorang hamba dengan Allah SWT. Jika seorang hamba dekat dengan Allah Yang Maha Besar, hati menjadi lapang dan semua masalah akan kelihatan kecil. Jika seorang hamba dekat dengan Allah Yang Maha Segalanya, maka segala masalah akan terselesaikan dengan mudah.

Kedekatan seorang hamba kepada Allah akan menentukan kualitas ruhiyah seseorang. Jika kualitas ruhiyah kita berada di stadium 5 sementara masalah yang kita hadapi di stadium 8, yang akan terjadi ada terasa sesak dan dunia terasa sempit. Rasanya masalah demikian rumit untuk diurai.

Namun, jika kadar masalah berada di stadium 6 sementara kualitas maknawiyah atau ruhiyah kita berada di stadium 9, tentu kita masih bisa mudah menyelesaikannya. Kita akan menikmati masalh serperti meminum air segara dari telaga. (diambil dari Majalah Hadila artikel oleh Supomo SS, edisi VIII 1428 H januari 2008)

Aku berkata : menikmati masalah dengan kekuatan spiritual tentu akan sangat luar biasa. Saya mengamati dari sudut pandang ESQ. Kalau kita melihat kembali apa yang disampaikan oleh Ari Ginanjar, lewat buku ESQ maka dapat dengan mudah kita lihat bahwa ketika sesorang berada pada puncak karir atas hasil jerih payah intelektualitasnya, namun tanpa di dasari dengan kecerdasan emotional maka dapat dipastikan ketika logikanya sudah sangat sulit di pecahkan sendiri maka pada titik nadirnya akan menemui kebuntuan, dan bahkan keputus asaan kehidupan. Apalagi ketika dia tidak banyak belajar akan ajaran norma kehidupan seperti kata-kata bijak maka akan mudah sekali terhempas ke dalam kebinasaan.

Perlu kita ketahui bahwa E (Emosional) itu berhubungan erat dengan SQ (Spiritual Quotient), tingkat kepekaan dengan kecerdasaan Spiritual akan mempengaruhi Emotional. Sehingga kedua hal tersebut sering di gabungkan dengan sebutan ESQ.

kembali ke pokok masalah bahwa ketika seseorang belum memiliki kedekatan spiritual dengan Tuhannya maka dia akan nampak mudah putus asa ketika sedang tertimpa masalah yang tak kunjung usai. Seakan-akan dunia begitu membosankan dan sesak. Berbeda ketika kita telah memahami konsep Spiritual Quotient tersebut. Dengan kecerdasan Spritual maka akan membawa orang tersebut menjadi lebih mengerti akan apa yang sebenarnya dia alami. Kenapa dia seperti itu (tertimpa masalah) dan bagaimana menghadapi permasalah tersebut. Kecerdasan itu tentu mampu di dapatkan dengan melakukan hubungan yang baik kepada ALLAH SWT, maka benar sekali ketika seseorang sedang dekat dengan Tuhannya maka sikap dan tabiatnya ketika ada masalah maupun sedang tidak ada masalah maka akan tetap baik. Dan inilah yang diajarkan dalam Islam…Allahuakbar!!!

Habibns : Dari berbagai sumber!

Minggu, September 21, 2008

Pak Dayat ke NH UNS

Semalem pak Dayat ke UNS, pertama jadi imam sholat isya' lalu kultum ba'da tarawih...selama krg lebih 20 menit...
luar biasa sambutan masyarakat kampus dan tamu2nya...biasanya shaf sholat hanya 5-6, waktu itu bisa sampai 10 bahkan lebih (khusus ikhwan, putra) jadi bagian dalam NH hampir penuh...
kultum yang diberikan adalah seputar profesionalitas sebagai insan beriman, mengambil contoh mahasiswa.
Kemudian Beliau juga memberikan penjelasan dengan sirah Nabi saw, bahwa dahulu Rasul juga melakukan koalisi dengan kaum kafir Quraisy yang berada di mekah karena akan diserang oleh orang diluar Mekah... intinya koalisi PKS dan PDIP merupakan kebijakan yang dilakukan karena melihat aspek manfaat dan peran...jadi sudah dipertimbangkan...
so...lets burn it out!...

Rabu, September 17, 2008

Senangnya NGeblog

aktivitas ngeblog kalo tidak didukung akses dan niat yang kuat dari pemiliknya maka akan percuma...hal ini saya alami beberapa waktu lalu. kini kita sadar bahwa kegiatan ini sangatlah mengasyikan....jadi..mari ngeblog....hayya 'ala ngeblog....he..he..narsis ya..

Kamis, Mei 29, 2008

berikan waktu membaca, maka dengan sendirinya kau akan suka menulis